Tiga Model Pembelajaran
Tahukah Anda bahwa menurut Watkins dkk, ada tiga model pembelajaran. Ketiga-tiganya efektif, apalagi kalau dapat mengkombinasikannya dengan baik dalam pembelajaran di kelas. Yang penting, Anda tahu kapan saat yang paling tepat menggunakan model tersebut. Ingin tahu, model-model apa sajakah gerangan? Here we go …
1. Model Transmisi
Pembelajaran dikategorikan dalam model transmisi apa bila BELAJAR (LEARNING) dianggap sama dengan DIAJAR (BEING TAUGHT). Pada umumnya, model seperti ini yang sering terjadi dalam pembelajaran di kelas. Mudah-mudahan asumsi saya ini, salah. Sebab, kalau asumsi saya ini benar maka celakalah masa depan bangsa kita. Mengapa? karena anak-anak (siswa) akan hanya berperan sebagai peserta pasif. Itu artinya, persitiwa belajar tidak terjadi secara optimal. Model ini, akan tetap efektif apabila:
(Ofsted, 2003 dalam Watkins 2007)
2. Model Konstruksi
Model konstruksi menganggap BELAJAR (LEARNING) sebagai INDIVIDUAL SENSE-MAKING (MEMAHAMI SENDIRI). Pendekatan pembelajaran ini akan efektif jika:
siswa terlibat dalam partisipasi, eksplorasi dan penelitian aktifsiswa terlibat dalam aktifitas untuk mengembangkan pengetahuan dan menciptakan pemahaman sendiri melalui refleksisiswa mengerjakan sesuatu, menunjukkan bukti pemahaman konsep, bukan hanya sekedar mengingatsiswa menerapkan pengetahuan dala konteks dunia nyatasiswa disajikan dengan tantangan yang dirancang untuk mengembangkan pemahaman yang mendalamguru menggunakan pengalaman siswa yang beragam untuk membangun belajar efektifsiswa diminta untuk memikirkan tentang bagaimana mereka belajar, menjelaskan bagaimana mereka memecahkan masalah, memikirkan tentang kesulitan-kesulitannya dalam belajar, memikirkan tentang bagaimana mereka dapat menjadi pemelajar yang lebih baik, mencoba cara belajar baru (Thomas, 2003)tugas-tugas asesmen adalah performa pemahaman, berdasarkan kemampuan berpkiri tingkat tinggi(Brown and Fouts, 2003 dalam Watkins, 2007)
3. Model Co-Konstruksi
Model Co-Konstruksi memandang BELAJAR (LEARNING) sebagai MENCIPTAKAN PENGETAHUAN BERSAMA ORANG LAIN. Model ini akan efektif bila:
siswa bekerja bersama untuk meningkatkan pengetahuansiswa saling membantu satu sama lain melalui dialogtujuan pembelajaran digabung dan dibagun selama inkuiri terjadisiswa menciptakan produk untuk satu sama lain dan untuk orang lainsiswa memperoleh sumber belajar dari luar komunitas kelassiswa mereview seberapa baik komunitas kelas mendukung belajarsiswa menunjukkan pemahaman tentang bagaimana proses kelompok mendorong terjadinya belajar pada diri merekastruktur sosial kelas mendorong terjadinya saling ketergantungansiswa menujukan tanggunjawab komunal termasuk dalam pemerintahan kelastugas-tugas asesmen berkaitan dengan produk komunitas yang mendemonstrasukan peningkatan kompleksitas dan kekayaan atau keanekaragaman ideBegitulah kawans. Mau pake yang mana? Saran saya, mulailah kurangi porsi model transmisi, tingkatkan prosi model konstruksi dan c0-konstruksi. Insya Allah, kalau ini terjadi dalam sistem pembelajaran di kelas kita, maka 20 tahun kedepan, kondisi negeri yang terpuruk seperti sekarang ini, tidak akan terjadi. Dengan model konstruksi dan co-konstruksi, fungsi pendidikan untuk membangun karakter, dengan sendirinya akan terbangun. Itu PASTI!!!
SELAMAT BERDJOEANG!
Sumber:
Chris Watkins, Eileen Carnell and Caroline Lodge, Effective Learning in Classrooms, (London: Paul Chapmans Publishing, 2007)